Sabtu, 06 April 2019


DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………. ii
BAB 1 ……………………………………………………………….. 1
1.1   Latar Belakang …………………………………………1
1.2   Maksud dan Tujuan ……………………………………1
BAB 2 ………………………………………………………………...2
3.1 Pembahasan ………………………………………………............2
3.2 Komunikasi Massa ……………………………………………….2
3.1 Model Komunikasi Masa ……………………………...…………3
3.3 Jenis teori Komunikasi Masa ……………..……...………………7
3.4 Pengembangan Media Melalui Jaringan Komputer …………...…9
BAB 4 ……………………………………………………………….11
4.1 Kesimpulan …………………………………………………...…11
4.2 Saran…  …………………………...………………….................11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………...……………….12



BAB 1

1.1 Latar Belakang
Puji syukur alhamdulillah berkat dari berbagai macam refrensi tugas kuliah kami telah selesai dengan baik. Kami mengkaji tentang Komunikasi Massa dalam teori komunikasi, yang dimana Komunikasi massa merupakan teori komunikasi yang dipakai oleh khalayak luas. Tujuan kami membuat makalah ini tak lain merupakan tugas kuliah dari mata kuliah Sosiologi Komunikasi dan bisa menjelaskan lebih dalam mengenai teori retorika ke teman teman di kelas. Lebih jelasnya lagi kami akan disampaikan dihalaman berikutnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Secara umum pembuatan makalah ini bertujuan melatih para mahasiswa dalammenyusun sebuah makalah, sehingga dapat bermanfaat dan menjadi bekal bagi paramahasiswa untuk masa depan. Terutama bagi yang akan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu agar para mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari
                   













BAB 2

2. Pembahasan
2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah proses penyampaian pesan (informasi, gagasan) kepada orang banyak (publik) melalui media massa baik cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio, televisi).  sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar.
Kata Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok, kumpulan, atau orang banyak
Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya  satu sama lain.Sebelum era internet, yang termasuk media massa atau sarana komunikasi massa ada lima:
1.                 Suratkabar
2.                 Majalah
3.                 Radio
4.                 Televisi
5.                 Film.
Kelima jenis media massa itu dalam literatur lama dikenal denan sebutan The Big Five of Mass Media (Lima Besar Media Massa).Kini The Big Five itu berubah menjadi The Big Six of Mass Media dengan hadirnya internet yang melahirkan media siber (cybermedia, media online).Dalam buku Kamus Jurnalistik, saya mendefinisikan media massa sebagai “Saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak.

Pengertian Menurut Para Ahli
1.     Menurut Josep A Devito, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, atau dapat dikatakan ditujukan kepada khalayak ramai yang luar biasa banyaknya. lebih lanjut ia berpendapat bahwa komunikasi masa adalah komunikasi yang dilakukan oleh pemancar-pemancar audio dan visual. Dimana secara logis dapat dikatakan bahwa komunikasi massa berupa komunikasi yang dilakukan oleh radio, televisi, majalah, surat kabar, film dan juga buku.

2.     Menurut Grebner menjelaskan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki pada masyarakat industry.

3.     Menurut Jay Black dan Federich G juga berpendapat mengenai pandangannya terhadap definisi komunikasi massa. Mereka menganggap bahwa komunikasi massa adalah proses dimana pesan-pesan diproduksi secara masal dan disampaikan kepada penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen.


2.2 Model Komunikasi Massa

            1.Model Alir dua tahap
Dikemukaan oleh Lazarfeld, Berelson, dan Gaudet pada tahun 1948. Riset yang melahirkan teori difusi dan pengaruh dilakukan pada tahun 1940 oleh Paul Lazarsfeld terhadap masyarakat kota New York. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lazarsfeld menunjukkan bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh komunikasi massa dipengaruhi juga oleh faktor lain yaitu oleh komunikasi antar personal. Lazarsfeld menamainya sebgai two-step flow hipotesis.Teori ini masih mempunyai pengaruh yang sangat besar mengenai khalayak. Pada studi awalnya Lazarsfeld menemukan bahwa inforamsi dan pengaruh dari media massa disebarluaskan oleh para penentu opini kepada khalayak luas, setelah mereka menerima informasi dari media, sehingga isi pesan media tidak serta merta tersebar dan apalagi menjadi opini publik dalam khalayak yang luas.

Mereka menyatakan bahwa idea-idea seringkali datang dari radioo dan surat kabar yang ditnagkap oleh pemuka pendapat (opinion leaders) dan dari mereka ini kemudian menuju komunikan yang kurang giat. Tahap pertama adalah dari sumbernya, yakni komunikator kepada pemuka pendapat yang mengoperkan informasi.Sedangkan tahap kedua ialah dari pemuka pendapat kepada pengikut-pengikutnya, yang juga mencakup penyebaran pengaruh.

Model komunikasi dua tahap ini menyebabkan kita menaruh perhatian kepada peranan media massa dan komunikasi antarpribadi. Model dua tahap ini melihat media massa ini sebagai perorangan yang berinteraksi. Pada kebanyakan komunikasi massa tampak bahwa sebuah pesan melaju dari sumbernya, yakni komunikator, melalui saluran media massa, menuju komunikasi.
sebagai pihak penerima, yang kemudian sebagai kebalikannya memberi tanggapan kepada pesan atau kepada orang-orang yang berinteraksi dengannya.
Dari penelitian model komunikasi dua tahap ini timbul dua keuntungan dari hipotesis model komunikasi dua tahap tersebut. Yaitu :

1)          Suatu pemusatan kegiatan terhadap kepemimpinan opini dalam komunikasi massa.

2)          Beberapa perbaikan dari komunikasi dua tahap, seperti komunikasi satu tahap dan komunikasi tahap ganda.



2 Model Banyak Tahap

Model ini menggabungkan model komunikasi jarum hipodermik, model komunikasi satu

tahap dan model komunikasi dua tahap.Model komunikasi tahap ganda ini didasarkan pada fungsi penyebaran yang berurutan yang terjadi pada kebanyakan situasi komunikasi.Model ini menyatakan bahwa lajunya komunikasi dari komunikator kepada kemunikan terdapat jumlah “relay” yang berganti-ganti.Beberapa komunikan menerima pesan langsung melalui saluran dari komunikator yang lainnya terpindahkan dari sumnernya beberapa kali.


Jumlah tahap yang pasti dalam proses ini bergantung pada maksud dan tujuan komunikator, tersedianya media massa dengan kemampuan untuk menyebarkannya, sifat dari pesan dan nilai pentingnya pesan bagi komunikan.



3. Model Melvin DeFleur

Dikemukakan oleh DeFleur

Model DeFleur merupakan model komunikasi massa dari perluasan model-model yang dikemukaan para ahli lain, khususnya Shannon dan weaver, dengan memasukkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan balik (feedback device). Ia menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan sasaran (destination) sebgai fase-fase yang terpisah dalam proses komunikasi massa.

4. Model Komunikasi Massa Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble

Model  komunikasi  massa  yang  dikemukakan  oleh  Gamble  dan  Gamble  bisa

dijadikan pembeda komunikasi massa dengan komunikasi secara umum Perbedaannya adalah digunakannya media massa modern sebagai salah satu unsur yang memengaruhi model komunikasi yang dijalankan. Perbedaan lain adalah dikemukakannya fungsi gatekeeper dalam model ini.

Jika diringkas, sumber pesan mengalirkan pesan yang “diedit” oleh penapis informasi. Kemudian pesan tersebut disebarkan melalui peralatan media massa, lalu diterima oleh audience. Proses penerimaan pesan yang dilakukan oleh audience dipengaruhi oleh berbagai gangguan. Alur pesan selanjutnya, audience memberikan umpan balik pada pengirim pesan melalui berbagai macam saluran.

Proses penyebaran dan penerimaan pesan tersebut terus berjalan tanpa henti (komunikator dan komunikan) sama-sama penting di dalam proses komunikasi massa tersebut.

Ciri lain : Audience ketika memberi repson kepada pengelola media, menurut G&G ia berposisi sebagai komunikator, dan pengelola media sebagai komunikan


5. Model HUB

Model Ray Hiebert, Donald Ungurait, dan Thomas Bohn (HUB – Lingkaran Konsentris) Model HUB adalah model lingkaran konsentris yang bergetar sebagai sebuah rangkaian proses aksi-reaksi.Model HUB ini bisa dikatakan lebih komplit, karena model komunikasi massa ini adalah model lingkaran yang dinamis dan berputar terus-menerus.Komunikator berada di tengah-tengah pusaran air. Artinya, komunikator menyebarkan pesan ke luar. Dalam penyebaran ide dan gagasan, komunikator dibantu oleh media amplification (pengerasan media). Di sini pengerasan berarti perluasan (extension). Tujuannya

adalah agar pesan yang dikeluarkan sejelas dan sekomplit mungkin.

6. Model Black dan Whitney

Model Bruce Westley dan Malcom McLean

Dipopulerkan oleh teoretikus komunikasi yaitu Bruce Westley dan Malcom Maclean pada tahun 1957. Bruce Westley dan MacLean merumuskan suatu model yang mencakup komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebgai bagian intergral dari proses komunikasi. Model ini dipengaruhi oleh model Newcomb, model Lasswell, dan model Sannon-Weaver. Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan objek dan orang yang tidak terbatas (dari X1 hingga
X00), yang kesemuanya merupakan “objek orientasi”, menempatkan suatu peran C di antara A dan B, dan menyediakan umpan balik.

Dalam komunikasi massa umpan balik bersifat minimal dan tertunda.

Contohnya :

Penceramah agama, calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik, atau pemasang iklan, yang disiarkan televisi, tidak dapat secara langsung mengetahui bagaimana penerimaan pesannya oleh khalayak pemirsa.Umpan balik dapat saja diterima pengirim pesan, namun mungkin beberapa hari atau beberapa minggu kemudian Westley dan Mac Lean menambahkan suatu unsur lain (C). C adalah “penjaga gerbang” (gatekeeper) atau pemimpin pendapat (opinion leader) yang menerima pesan (X’) dari sumber media massa (A) atau menyoroti objek orientasi (X3, X4) dalam lingkungannya. Menggunakan informasi ini penjaga gawang kemudian menciptakan pesannya sendiri (X’’) yang ia kirimkan kepada penerima (B). Maka terbentuklah suatu sistem penyaringan, karena penerima tidak memperoleh informasi langsung dari sumbernya, melainkan dari orang yang memilih informasi dari berbagai sumber.

Contohnya :

Bila anda punya minat pada komunikasi hewan, anda dapat membaca sejumlah buku dan menonton film dokumenter yang disiarkan televisi mengenai hal tersebut.

Dalam komunikasi massa, umpan balik dapat mengalir dengan tiga arah : dari penerima ke penjaga gerbang, dari penerima ke sumber media massa, dan dari pemimpin pendapat ke sumber media massa.

Westley dan Mac Lean tidak membatasi model mereka pada tingkat individu.Bahkan, mereka menekankan bahwa penerima mungkin suatu kelompok atau suatu lembaga sosial. Model Westley dan Mac Lean mencakup beberapa konsep penting umpan balik, perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa dan pemimpin pendapat yang penting.
(purposif) dengan pesan yang tidak bertujuan (nunpurposif).Pesan yang bertujuan adalah pesan yang dikirimkan sumber untuk mengubah citra penerima mengenai sesuatu dalam lingkungan.Pesan nonpurposif adalah yang dikirimkan sumber kepada penerima secara langsung atau melalui penjaga gerbang namun tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi penerima.

7. Model Maletzke
Definisi komunikasi massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah. 1999). Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di suatu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

8.  Model Bryant dan Wallace
Dalam model yang dikemukakan oleh Bryant dan Wallace ini masih terlihat sangat umum. Secara khusus model ini tidak memasukkan gatekeeper dalam proses peredaran pesan, padahal yang paling mutlak dalam proses komunikasi adalah gatekeeper yang merupakan elemen utamanya.Jelas sekali bahwa model ini belum bisa dikatakan relevan, sebab dalam prosesnya tidak ada pengontrolan informasi yang masuk.Ini dapat berakibat umpan balik yang dari berbagai posisi muncul tanpa adanya pengendali.

2.3 Jenis teori komunikasi masa

1. TEORI PELURU (JARUM SUNTIK)
Teori peluru (jarum suntik) berkembang pada tahun 1930 hingga 1940-an dan dapat dikatakan sebagai teori media massa yang pertama. Pada tahun 1950-an teori ini muncul oleh Wilbur Schram. Lalu pada tahun 1970-an dicabut karena publik sebagai sasaran media massa tidak terlalu menanggapi rangsangan dari media, sebagai adanya kritik yang banyak datang dari berbagai pemikiran ilmuwan, seperti dari Lazarsfeld dan Raymond Bauer.
Teori ini mengasumsikan publik yang tidak berdaya ditembaki oleh stimulus media massa, yang disebut dengan “teori peluru” (bullet theory) atau model jarum hipodermis, yang mengisyaratkan pesan komunikasi seperti menyebut obat yang disuntikan dengan jarum ke bawah kulit pasien. Teori peluru ini menyatakan , media memberikan rangsangan secara besar dan beragam kepada publik atau masyarakat. Rangsangan ini mempengaruhi emosi atau perasaan individu membangkitkan. Setiap individu mendapatkan dan memberikan rangsangan atau respon yang sama terhadap stimulus dari media. Teori ini dapat kita ketahui pula, yakni teknik penyampaian pesan teori peluru ini hanya satu arah dan juga mempunyai efek yang sangat kuat terhadap komunikan.
Teori peluru atau jarum suntik memiliki efek yang sangat luar biasa pada khayalaknya sehingga sering muncul budaya-budaya baru, karena adanya penyampaian yang dilakukan secara langsung dan cepat kepada khayalak.

2. Teori agenda setting
Teori agenda setting dapat dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
            Studi awal, yaitu analisa isi (untuk mengetahui agenda media) dan survey terhadap 100 responden untuk mengetahui prioritas agenda publiknya. Dari hasil studi, nampak hubungan yang kuat antara urutan prioritas pentingnya isu yang dilansir media. Tahap replikasi, yaitu pengaruh antara apa yang dinilai penting oleh media (agenda media) dengan apa yang dinilai penting oleh publik (agenda pubik) dan apa saja yang memengaruhi hubungan tersebut. Dalam hal ini, agenda setting dapat dibagi ke dalam dua tingkatan level, yaitu:

Level pertama adalah menentukan bagian dari isu umum yang dinilai penting.
Level kedua mengenai bagiamana membingkai atau melakukan framing terhadap isu yang akan menjadi agenda media dan juga agenda pulik.
Kombinasi faktor, yaitu pandangan mengenai sifat dan karakteristik seseorang yang digambarkan dalam media massa. Contohnya dalam pemilu, dimana kita dapat melihat latar belakang setiap kandidat seperti latar belakang pendidikan, kekayaan dan hal lain yang ditampilkan dalam media, hal tersebut memberikan pengaruh pada seberapa besar agenda media massa dapat ditransfer menjadi agenda publik. Dalam penelitan ini, ditemukan tiga jenis pengaruh agenda setting, yaitu representasi, persistensi, dan persuasi. Representasi, yaitu ukuran seberapa besar apa yang dinilai penting oleh media (agenda media) dapat menggambarkan apa yang dianggap penting oleh masyarakat (agenda publik). Persistensi, yaitu mempertahankan kesamaan agenda antara apa yang menajdi isu media dan apa yang menjadi isu publik. Persuasi yakni saat agenda media memengaruhi agenda publik.
Agenda media, berfokus pada upaya menjawab pertanyaan mengenai apa yang menjadi sumber agenda media atau faktor-faktor apa yang menentukan agenda media. Dalam agenda media ini terdapat 3 tahap yaitu:
Penetapan agenda media (media agenda), yaitu penentuan prioritas isu oleh media massa
Media agenda akan memengaruhi pikiran public maka interaksi terebut akan menghasilkan ‘agenda pubik’ (public agenda)
Agenda publik akan memengaruhi apa yang dinilai penting oleh pengambil kebijakan, yaitu pemerintah, dan interaksi tersebut akan menghasilkan agenda kebijakan (policy agenda). Agenda media akan memengaruhi agenda publik dan pada gilirannya, agenda publik akan memengaruhi agenda kebijakan.

3. Teori Kultivasi
Teori kultivasi digagas oleh George Gerbner. Gerbner menegaskan bahwa ia ingin mengetatahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan atau dipersepsikan oleh penonton televisi. Teori ini berfungsi unyuk meyakinkan individu bahwa efek media massa bersifat kumulatif dan condong pada tataran sosial-budaya. Awalnya teori ini berfokus pada televisi dan audien, khususnya pada tema kekerasan dalam televisi. Namun seiring berjalannya waktu, teori ini dapat digunakan untuk kajian di luar tema kekerasan. Selanjutnya, Gerbner memfokuskap teori kultivasi pada dampak media massa dalam kehidupan sehari-hari lewat analisis kultivasi. Jadi, seseorang yang sudah dicandu oleh televisi akan memiliki sifat yang sama satu sama lain.


2.4 Pengembangan Media Melalui Jaringan Komputer
Teknologi jaringan komputer/internet memberi manfaat bagi pemakainya untuk
melakukan komunikasi secara langsung dengan pemakai lainnya. Jaringan komputer/internet memberi kemungkinan bagi pesertanya untuk melakukan komunikasi tertulis dan saling bertukar pikiran tentang kegiatan belajar yang mereka lakukan. Jaringan komputer dapat dirancang sedemikian rupa agar komunikator dan komunikan dapat saling berInteraksi  dengan menggunakan media jaringan komputer
beberapa media yang dapat digunakan melalui jaringan komputer :
1.      Internet
Internet adalah media sesungguhnya dalam pendidikan berbasis TI, karena perkembangan internet kemudian muncul model-model e-learning, distance learning, web base learning, dan istilah pendidikan berbasis TI lainnya. Internet merupakan jaringan komputer global yang mempermudah, mempercepat akses dan distribusi 8 informasi dan pengetahuan (materi pembelajaran) sehingga materi dalam proses belajar mengajar selalu dapat diperbaharui. Sudah seharusnya dalam penerapan pendidikan berbasis TI tersedia akses internet.
2.         Intranet
Apabila penyediaan infrastruktur internet mengalami suatu hambatan, maka intranet dapat dijadikan alternatif sebagai media pendidikan berbasis TI. Karakteristik intranet hampir sama dengan internet, hanya saja untuk area lokal (dalam suatu kelas, sekolah, gedung, atau antar gedung). Model-model pembelajaran sinkron dan tidak sinkron dapat dengan mudah dan lebih murah dijalankan pada intranet.

Jaringan diatas bertujuan untuk menerapkan Learning Management System (LMS) dan Learning Content
-         Learning Management System
merupakan suatu sistem komputer yang dapat diibaratkan sebagai staff administrasi yang akan mengatur penyelenggaraan proses belajar mengajar.
LSM sendiri berperan dimedia komunikasi untuk menjadi media komunikasi, menyampaikan pengumuman, meningkatkan interaktifitas antara pengajar, peserta, dan pihak administrator.
-         Learning Content
Penyajian content harus mengandung daya tarik sehingga peserta memiliki minat untuk membaca (mempelajari), mengandung unsur-unsur animasi, suara, video, interaktif, dan simulasi, namun demikian harus tetap memperhatikan bandwidth dari internet atau intranet sehingga tidak terlalu lambat tampil saat dipelajari oleh komunikator. Dalam mempelajari materi, komunikator harus memiliki kontrol terhadap penyajian materi, dapat melompat dari satu  topik ke topik yang lainnya. Fasilitas forum, chatting, dan video conference dapat digunakan untuk menjaga interaktivitas.









BAB 3

3.Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1.      Media massa adalah sarana komunikasi massa dimana proses penyampaian pesan,gagasan, atau informasi kepada orang banyak public  secara serentak.media massamenerima informasi dan berita dari berbagai sumber. Ideologi diartikan sebagaikerangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh indi2iduuntuk melihat realitas dan bagaimana mereka menghadapinya.

2.      Seperti yang kita ketahui bahwa media massa mempunyai peran yang sangatsignifikan dalam kehidupan manusia tidak dapat dipungkiri bahwa hampir padasetiap aspek kegiatan manusia baik secara pribadi maupun umum selalu berhubungan dengan akti2itas komunikasi massa. Dalam perkembangannya mediamassa memang sangat berpengaruh dikehidupan sosial, budaya, ekonomi hingga politik, media massa adalah intuisi sosial yang membentuk definisi dan citrarelitas serta dianggap sebagai ekspresi sosial yang berlaku umum. Oleh karena itu2italnya peran media massa dalam berbagai aspek kehidupan publik maka memicu banyak pihak yang dari golongan politik tertentu yang mencoba memanfaatkanmedia massa sebagai alat dalam mencapai tujuan secara hegemonik.

Saran
1. Media massa merupakan alat komunikasi public nasional maupun internasional yangampuh dan efektif karena mudahnya akses yang dapat dijangkau. +ita memangdisunguhi oleh berbagai macam informasi yang memang didalamnya terdapat penyebaran penyebaran ideologi. Maka dari itu kita bisa menyaring segala informasiyang diperoleh. Sehinga dapat membedakan informasi yang positif atau negativ.
2. Sebagai konsumen informasi, masyarakat tidak boleh terus menerus pasrah melihatkeaadaan ini nalar kritis harus dijadikan pedoman setiap menerima informasi publik dari manapun


DAFTAR PUSTAKA
Stephen W. Littlejohn dan Karen A.Foss 2008 (Buku Theoris of Human Communication)