DAFTAR ISI
Cover
………………………………………………………………… i
Daftar Isi
……………………………………………………………. ii
BAB
1 ……………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………1
1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………………1
BAB
2 ………………………………………………………………...2
3.1
Pembahasan ………………………………………………............2
3.2
Komunikasi Massa ……………………………………………….2
3.1
Model Komunikasi Masa ……………………………...…………3
3.3
Jenis teori Komunikasi Masa ……………..……...………………7
3.4
Pengembangan Media Melalui Jaringan Komputer …………...…9
BAB
4 ……………………………………………………………….11
4.1
Kesimpulan …………………………………………………...…11
4.2
Saran… …………………………...………………….................11
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………...……………….12
BAB 1
1.1
Latar Belakang
Puji syukur alhamdulillah berkat dari berbagai macam
refrensi tugas kuliah kami telah selesai dengan baik. Kami mengkaji tentang Komunikasi
Massa dalam teori komunikasi, yang dimana Komunikasi massa merupakan teori
komunikasi yang dipakai oleh khalayak luas. Tujuan kami membuat makalah ini tak
lain merupakan tugas kuliah dari mata kuliah Sosiologi Komunikasi dan bisa
menjelaskan lebih dalam mengenai teori retorika ke teman teman di kelas. Lebih
jelasnya lagi kami akan disampaikan dihalaman berikutnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Secara umum pembuatan makalah ini bertujuan melatih
para mahasiswa dalammenyusun sebuah makalah, sehingga dapat bermanfaat dan
menjadi bekal bagi paramahasiswa untuk masa depan. Terutama bagi yang akan
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu agar para mahasiswa
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian
hari
BAB 2
2. Pembahasan
2.1 Komunikasi
Massa
Komunikasi Massa adalah proses penyampaian pesan
(informasi, gagasan) kepada orang banyak (publik) melalui media massa baik
cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio, televisi). sarana penyampai pesan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar.
Kata Media adalah bentuk jamak dari medium yang
berarti tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass
yang berarti kelompok, kumpulan, atau orang banyak
Dengan demikian, pengertian media massa adalah
perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain.Sebelum era internet, yang
termasuk media massa atau sarana komunikasi massa ada lima:
1. Suratkabar
2. Majalah
3. Radio
4. Televisi
5. Film.
Kelima jenis media massa itu dalam literatur lama
dikenal denan sebutan The Big Five of Mass Media (Lima Besar Media Massa).Kini
The Big Five itu berubah menjadi The Big Six of Mass Media dengan hadirnya
internet yang melahirkan media siber (cybermedia, media online).Dalam buku
Kamus Jurnalistik, saya mendefinisikan media massa sebagai “Saluran, sarana,
atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi
yang diarahkan kepada orang banyak.
Pengertian Menurut Para Ahli
1.
Menurut Josep A
Devito, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, atau
dapat dikatakan ditujukan kepada khalayak ramai yang luar biasa banyaknya.
lebih lanjut ia berpendapat bahwa komunikasi masa adalah komunikasi yang
dilakukan oleh pemancar-pemancar audio dan visual. Dimana secara logis dapat
dikatakan bahwa komunikasi massa berupa komunikasi yang dilakukan oleh radio,
televisi, majalah, surat kabar, film dan juga buku.
2.
Menurut Grebner
menjelaskan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling
luas dimiliki pada masyarakat industry.
3.
Menurut Jay Black dan Federich G juga
berpendapat mengenai pandangannya terhadap definisi komunikasi massa. Mereka
menganggap bahwa komunikasi massa adalah proses dimana pesan-pesan diproduksi
secara masal dan disampaikan kepada penerima pesan yang luas, anonim, dan
heterogen.
2.2 Model Komunikasi Massa
1.Model
Alir dua tahap
Dikemukaan oleh
Lazarfeld, Berelson, dan Gaudet pada tahun 1948. Riset yang melahirkan teori
difusi dan pengaruh dilakukan pada tahun 1940 oleh Paul Lazarsfeld terhadap masyarakat
kota New York. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lazarsfeld menunjukkan
bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh komunikasi massa dipengaruhi juga oleh
faktor lain yaitu oleh komunikasi antar personal. Lazarsfeld menamainya sebgai
two-step flow hipotesis.Teori ini masih mempunyai pengaruh yang sangat besar
mengenai khalayak. Pada studi awalnya Lazarsfeld menemukan bahwa inforamsi dan
pengaruh dari media massa disebarluaskan oleh para penentu opini kepada
khalayak luas, setelah mereka menerima informasi dari media, sehingga isi pesan
media tidak serta merta tersebar dan apalagi menjadi opini publik dalam
khalayak yang luas.
Mereka
menyatakan bahwa idea-idea seringkali datang dari radioo dan surat kabar yang
ditnagkap oleh pemuka pendapat (opinion leaders) dan dari mereka ini kemudian
menuju komunikan yang kurang giat. Tahap pertama adalah dari sumbernya, yakni
komunikator kepada pemuka pendapat yang mengoperkan informasi.Sedangkan tahap
kedua ialah dari pemuka pendapat kepada pengikut-pengikutnya, yang juga
mencakup penyebaran pengaruh.
Model komunikasi dua tahap ini menyebabkan kita menaruh
perhatian kepada peranan media massa dan komunikasi antarpribadi. Model dua
tahap ini melihat media massa ini sebagai perorangan yang berinteraksi. Pada
kebanyakan komunikasi massa tampak bahwa sebuah pesan melaju dari sumbernya,
yakni komunikator, melalui saluran media massa, menuju komunikasi.
sebagai
pihak penerima, yang kemudian sebagai kebalikannya memberi tanggapan kepada
pesan atau kepada orang-orang yang berinteraksi dengannya.
Dari
penelitian model komunikasi dua tahap ini timbul dua keuntungan dari hipotesis
model komunikasi dua tahap tersebut. Yaitu :
1)
Suatu pemusatan kegiatan terhadap kepemimpinan opini dalam
komunikasi massa.
2)
Beberapa perbaikan dari komunikasi dua tahap, seperti komunikasi
satu tahap dan komunikasi tahap ganda.
2
Model Banyak Tahap
Model ini menggabungkan model komunikasi jarum
hipodermik, model komunikasi satu
tahap dan model komunikasi dua tahap.Model
komunikasi tahap ganda ini didasarkan pada fungsi penyebaran yang berurutan
yang terjadi pada kebanyakan situasi komunikasi.Model ini menyatakan bahwa
lajunya komunikasi dari komunikator kepada kemunikan terdapat jumlah “relay”
yang berganti-ganti.Beberapa komunikan menerima pesan langsung melalui saluran
dari komunikator yang lainnya terpindahkan dari sumnernya beberapa kali.
Jumlah tahap yang pasti dalam proses ini
bergantung pada maksud dan tujuan komunikator, tersedianya media massa dengan
kemampuan untuk menyebarkannya, sifat dari pesan dan nilai pentingnya pesan
bagi komunikan.
3.
Model Melvin DeFleur
Dikemukakan oleh DeFleur
Model DeFleur merupakan model komunikasi massa
dari perluasan model-model yang dikemukaan para ahli lain, khususnya Shannon
dan weaver, dengan memasukkan perangkat media massa (mass medium device) dan
perangkat umpan balik (feedback device). Ia menggambarkan sumber (source),
pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan sasaran (destination) sebgai
fase-fase yang terpisah dalam proses komunikasi massa.
4.
Model Komunikasi Massa Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble
Model
komunikasi massa yang
dikemukakan oleh Gamble
dan Gamble bisa
dijadikan pembeda komunikasi massa dengan
komunikasi secara umum Perbedaannya adalah digunakannya media massa modern
sebagai salah satu unsur yang memengaruhi model komunikasi yang dijalankan.
Perbedaan lain adalah dikemukakannya fungsi gatekeeper dalam model ini.
Jika diringkas, sumber pesan mengalirkan pesan
yang “diedit” oleh penapis informasi. Kemudian pesan tersebut disebarkan
melalui peralatan media massa, lalu diterima oleh audience. Proses penerimaan
pesan yang dilakukan oleh audience dipengaruhi oleh berbagai gangguan. Alur
pesan selanjutnya, audience memberikan umpan balik pada pengirim pesan melalui berbagai
macam saluran.
Proses penyebaran dan penerimaan pesan
tersebut terus berjalan tanpa henti (komunikator dan komunikan) sama-sama
penting di dalam proses komunikasi massa tersebut.
Ciri lain : Audience ketika memberi repson
kepada pengelola media, menurut G&G ia berposisi sebagai komunikator, dan
pengelola media sebagai komunikan
5.
Model HUB
Model Ray Hiebert, Donald Ungurait, dan Thomas
Bohn (HUB – Lingkaran Konsentris) Model HUB adalah model lingkaran konsentris
yang bergetar sebagai sebuah rangkaian proses aksi-reaksi.Model HUB ini bisa
dikatakan lebih komplit, karena model komunikasi massa ini adalah model
lingkaran yang dinamis dan berputar terus-menerus.Komunikator berada di
tengah-tengah pusaran air. Artinya, komunikator menyebarkan pesan ke luar. Dalam
penyebaran ide dan gagasan, komunikator dibantu oleh media amplification
(pengerasan media). Di sini pengerasan berarti perluasan (extension). Tujuannya
adalah agar pesan yang dikeluarkan sejelas dan
sekomplit mungkin.
6.
Model Black dan Whitney
Model Bruce Westley dan Malcom McLean
Dipopulerkan oleh teoretikus komunikasi yaitu
Bruce Westley dan Malcom Maclean pada tahun 1957. Bruce Westley dan MacLean
merumuskan suatu model yang mencakup komunikasi massa, dan memasukkan umpan
balik sebgai bagian intergral dari proses komunikasi. Model ini dipengaruhi
oleh model Newcomb, model Lasswell, dan model Sannon-Weaver. Mereka menambahkan
jumlah peristiwa, gagasan objek dan orang yang tidak terbatas (dari X1 hingga
X00), yang kesemuanya merupakan “objek
orientasi”, menempatkan suatu peran C di antara A dan B, dan menyediakan umpan
balik.
Dalam komunikasi massa umpan balik bersifat
minimal dan tertunda.
Contohnya :
Penceramah agama, calon presiden yang berdebat
dalam rangka kampanye politik, atau pemasang iklan, yang disiarkan televisi,
tidak dapat secara langsung mengetahui bagaimana penerimaan pesannya oleh
khalayak pemirsa.Umpan balik dapat saja diterima pengirim pesan, namun mungkin
beberapa hari atau beberapa minggu kemudian Westley dan Mac Lean menambahkan
suatu unsur lain (C). C adalah “penjaga gerbang” (gatekeeper) atau pemimpin
pendapat (opinion leader) yang menerima pesan (X’) dari sumber media massa (A)
atau menyoroti objek orientasi (X3, X4) dalam lingkungannya. Menggunakan
informasi ini penjaga gawang kemudian menciptakan pesannya sendiri (X’’) yang
ia kirimkan kepada penerima (B). Maka terbentuklah suatu sistem penyaringan,
karena penerima tidak memperoleh informasi langsung dari sumbernya, melainkan
dari orang yang memilih informasi dari berbagai sumber.
Contohnya :
Bila anda punya minat pada komunikasi hewan,
anda dapat membaca sejumlah buku dan menonton film dokumenter yang disiarkan
televisi mengenai hal tersebut.
Dalam komunikasi massa, umpan balik dapat
mengalir dengan tiga arah : dari penerima ke penjaga gerbang, dari penerima ke
sumber media massa, dan dari pemimpin pendapat ke sumber media massa.
Westley dan Mac Lean tidak membatasi model
mereka pada tingkat individu.Bahkan, mereka menekankan bahwa penerima mungkin
suatu kelompok atau suatu lembaga sosial. Model Westley dan Mac Lean mencakup
beberapa konsep penting umpan balik, perbedaan dan kemiripan komunikasi
antarpribadi dengan komunikasi massa dan pemimpin pendapat yang penting.
(purposif) dengan pesan yang tidak bertujuan
(nunpurposif).Pesan yang bertujuan adalah pesan yang dikirimkan sumber untuk
mengubah citra penerima mengenai sesuatu dalam lingkungan.Pesan nonpurposif
adalah yang dikirimkan sumber kepada penerima secara langsung atau melalui
penjaga gerbang namun tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi penerima.
7.
Model Maletzke
Definisi komunikasi massa dari Meletzke
berikut ini memperlihatkan massa yang satu arah
dan
tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya
yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa
diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara
terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah
pada publik yang tersebar (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam
Karlinah. 1999). Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak
penerima pesan tidak berada di suatu tempat, tetapi tersebar di berbagai
tempat.
8. Model
Bryant dan Wallace
Dalam
model yang dikemukakan oleh Bryant dan Wallace ini masih terlihat sangat umum.
Secara khusus model ini tidak memasukkan gatekeeper dalam proses peredaran
pesan, padahal yang paling mutlak dalam proses komunikasi adalah gatekeeper
yang merupakan elemen utamanya.Jelas sekali bahwa model ini belum bisa
dikatakan relevan, sebab dalam prosesnya tidak ada pengontrolan informasi yang
masuk.Ini dapat berakibat umpan balik yang dari berbagai posisi muncul tanpa
adanya pengendali.
2.3 Jenis teori komunikasi masa
1. TEORI PELURU (JARUM SUNTIK)
Teori
peluru (jarum suntik) berkembang pada tahun 1930 hingga 1940-an dan dapat
dikatakan sebagai teori media massa yang pertama. Pada tahun 1950-an teori ini
muncul oleh Wilbur Schram. Lalu pada tahun 1970-an dicabut karena publik
sebagai sasaran media massa tidak terlalu menanggapi rangsangan dari media,
sebagai adanya kritik yang banyak datang dari berbagai pemikiran ilmuwan,
seperti dari Lazarsfeld dan Raymond Bauer.
Teori
ini mengasumsikan publik yang tidak berdaya ditembaki oleh stimulus media
massa, yang disebut dengan “teori peluru” (bullet theory) atau model jarum
hipodermis, yang mengisyaratkan pesan komunikasi seperti menyebut obat yang
disuntikan dengan jarum ke bawah kulit pasien. Teori peluru ini menyatakan ,
media memberikan rangsangan secara besar dan beragam kepada publik atau
masyarakat. Rangsangan ini mempengaruhi emosi atau perasaan individu
membangkitkan. Setiap individu mendapatkan dan memberikan rangsangan atau
respon yang sama terhadap stimulus dari media. Teori ini dapat kita ketahui
pula, yakni teknik penyampaian pesan teori peluru ini hanya satu arah dan juga
mempunyai efek yang sangat kuat terhadap komunikan.
Teori
peluru atau jarum suntik memiliki efek yang sangat luar biasa pada khayalaknya
sehingga sering muncul budaya-budaya baru, karena adanya penyampaian yang
dilakukan secara langsung dan cepat kepada khayalak.
2. Teori agenda setting
Teori agenda setting dapat dibagi menjadi 4
tahap yaitu:
Studi awal, yaitu analisa isi (untuk
mengetahui agenda media) dan survey terhadap 100 responden untuk mengetahui
prioritas agenda publiknya. Dari hasil studi, nampak hubungan yang kuat antara
urutan prioritas pentingnya isu yang dilansir media. Tahap replikasi, yaitu
pengaruh antara apa yang dinilai penting oleh media (agenda media) dengan apa yang
dinilai penting oleh publik (agenda pubik) dan apa saja yang memengaruhi
hubungan tersebut. Dalam hal ini, agenda setting dapat dibagi ke dalam dua
tingkatan level, yaitu:
Level
pertama adalah menentukan bagian dari isu umum yang dinilai penting.
Level
kedua mengenai bagiamana membingkai atau melakukan framing terhadap isu yang
akan menjadi agenda media dan juga agenda pulik.
Kombinasi
faktor, yaitu pandangan mengenai sifat dan karakteristik seseorang yang
digambarkan dalam media massa. Contohnya dalam pemilu, dimana kita dapat
melihat latar belakang setiap kandidat seperti latar belakang pendidikan,
kekayaan dan hal lain yang ditampilkan dalam media, hal tersebut memberikan
pengaruh pada seberapa besar agenda media massa dapat ditransfer menjadi agenda
publik. Dalam penelitan ini, ditemukan tiga jenis pengaruh agenda setting,
yaitu representasi, persistensi, dan persuasi. Representasi, yaitu ukuran
seberapa besar apa yang dinilai penting oleh media (agenda media) dapat
menggambarkan apa yang dianggap penting oleh masyarakat (agenda publik).
Persistensi, yaitu mempertahankan kesamaan agenda antara apa yang menajdi isu
media dan apa yang menjadi isu publik. Persuasi yakni saat agenda media
memengaruhi agenda publik.
Agenda
media, berfokus pada upaya menjawab pertanyaan mengenai apa yang menjadi sumber
agenda media atau faktor-faktor apa yang menentukan agenda media. Dalam agenda
media ini terdapat 3 tahap yaitu:
Penetapan
agenda media (media agenda), yaitu penentuan prioritas isu oleh media massa
Media
agenda akan memengaruhi pikiran public maka interaksi terebut akan menghasilkan
‘agenda pubik’ (public agenda)
Agenda
publik akan memengaruhi apa yang dinilai penting oleh pengambil kebijakan,
yaitu pemerintah, dan interaksi tersebut akan menghasilkan agenda kebijakan
(policy agenda). Agenda media akan memengaruhi agenda publik dan pada
gilirannya, agenda publik akan memengaruhi agenda kebijakan.
3. Teori Kultivasi
Teori
kultivasi digagas oleh George Gerbner. Gerbner menegaskan bahwa ia ingin
mengetatahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan atau dipersepsikan oleh
penonton televisi. Teori ini berfungsi unyuk meyakinkan individu bahwa efek
media massa bersifat kumulatif dan condong pada tataran sosial-budaya. Awalnya
teori ini berfokus pada televisi dan audien, khususnya pada tema kekerasan
dalam televisi. Namun seiring berjalannya waktu, teori ini dapat digunakan
untuk kajian di luar tema kekerasan. Selanjutnya, Gerbner memfokuskap teori
kultivasi pada dampak media massa dalam kehidupan sehari-hari lewat analisis
kultivasi. Jadi, seseorang yang sudah dicandu oleh televisi akan memiliki sifat
yang sama satu sama lain.
2.4 Pengembangan Media Melalui Jaringan
Komputer
Teknologi
jaringan komputer/internet memberi manfaat bagi pemakainya untuk
melakukan
komunikasi secara langsung dengan pemakai lainnya. Jaringan komputer/internet
memberi kemungkinan bagi pesertanya untuk melakukan komunikasi tertulis dan
saling bertukar pikiran tentang kegiatan belajar yang mereka lakukan. Jaringan
komputer dapat dirancang sedemikian rupa agar komunikator dan komunikan dapat
saling berInteraksi dengan menggunakan
media jaringan komputer
beberapa
media yang dapat digunakan melalui jaringan komputer :
1. Internet
Internet
adalah media sesungguhnya dalam pendidikan berbasis TI, karena perkembangan
internet kemudian muncul model-model e-learning, distance learning, web base
learning, dan istilah pendidikan berbasis TI lainnya. Internet merupakan
jaringan komputer global yang mempermudah, mempercepat akses dan distribusi 8
informasi dan pengetahuan (materi pembelajaran) sehingga materi dalam proses
belajar mengajar selalu dapat diperbaharui. Sudah seharusnya dalam penerapan
pendidikan berbasis TI tersedia akses internet.
2. Intranet
Apabila
penyediaan infrastruktur internet mengalami suatu hambatan, maka intranet dapat
dijadikan alternatif sebagai media pendidikan berbasis TI. Karakteristik
intranet hampir sama dengan internet, hanya saja untuk area lokal (dalam suatu
kelas, sekolah, gedung, atau antar gedung). Model-model pembelajaran sinkron
dan tidak sinkron dapat dengan mudah dan lebih murah dijalankan pada intranet.
Jaringan
diatas bertujuan untuk menerapkan Learning Management System (LMS) dan Learning
Content
-
Learning
Management System
merupakan
suatu sistem komputer yang dapat diibaratkan sebagai staff administrasi yang
akan mengatur penyelenggaraan proses belajar mengajar.
LSM
sendiri berperan dimedia komunikasi untuk menjadi media komunikasi,
menyampaikan pengumuman, meningkatkan interaktifitas antara pengajar, peserta,
dan pihak administrator.
-
Learning
Content
Penyajian
content harus mengandung daya tarik sehingga peserta memiliki minat untuk
membaca (mempelajari), mengandung unsur-unsur animasi, suara, video,
interaktif, dan simulasi, namun demikian harus tetap memperhatikan bandwidth
dari internet atau intranet sehingga tidak terlalu lambat tampil saat
dipelajari oleh komunikator. Dalam mempelajari materi, komunikator harus
memiliki kontrol terhadap penyajian materi, dapat melompat dari satu topik ke topik yang lainnya. Fasilitas forum,
chatting, dan video conference dapat digunakan untuk menjaga interaktivitas.
BAB
3
3.Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1.
Media massa adalah sarana komunikasi massa
dimana proses penyampaian pesan,gagasan, atau informasi kepada orang banyak
public secara serentak.media
massamenerima informasi dan berita dari berbagai sumber. Ideologi diartikan
sebagaikerangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh
indi2iduuntuk melihat realitas dan bagaimana mereka menghadapinya.
2.
Seperti yang kita ketahui bahwa media massa
mempunyai peran yang sangatsignifikan dalam kehidupan manusia tidak dapat
dipungkiri bahwa hampir padasetiap aspek kegiatan manusia baik secara pribadi
maupun umum selalu berhubungan dengan akti2itas komunikasi massa. Dalam
perkembangannya mediamassa memang sangat berpengaruh dikehidupan sosial,
budaya, ekonomi hingga politik, media massa adalah intuisi sosial yang
membentuk definisi dan citrarelitas serta dianggap sebagai ekspresi sosial yang
berlaku umum. Oleh karena itu2italnya peran media massa dalam berbagai aspek
kehidupan publik maka memicu banyak pihak yang dari golongan politik tertentu
yang mencoba memanfaatkanmedia massa sebagai alat dalam mencapai tujuan secara
hegemonik.
Saran
1.
Media massa merupakan alat komunikasi public nasional maupun internasional
yangampuh dan efektif karena mudahnya akses yang dapat dijangkau. +ita
memangdisunguhi oleh berbagai macam informasi yang memang didalamnya terdapat
penyebaran penyebaran ideologi. Maka dari itu kita bisa menyaring segala
informasiyang diperoleh. Sehinga dapat membedakan informasi yang positif atau
negativ.
2.
Sebagai konsumen informasi, masyarakat tidak boleh terus menerus pasrah
melihatkeaadaan ini nalar kritis harus dijadikan pedoman setiap menerima informasi
publik dari manapun
DAFTAR PUSTAKA
Stephen
W. Littlejohn dan Karen A.Foss 2008 (Buku Theoris of Human Communication)